Inilah yang akan dijelaskan secara rinci dalam artikel ini: apa, kapan, dan bagaimana bank mempengaruhi sirkulasi transaksi dalam pasar mata uang dunia.
Dalam pasar forex, ada beberapa kategori bank yang beroperasi, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
• Bank Sentral
• Bank Investasi
• Bank Komersial
BANK SENTRAL
Bank sentral merupakan pemain kunci, yang memainkan beberapa peran dalam pasar forex.
1. DEVALUASI
Salah satu cara bank sentral mempengaruhi pasar forex adalah dengan devaluasi mata uang. Devaluasi merupakan bentuk kebijakan moneter, dimana bank sentral di suatu negara melakukan intervensi guna memperlemah nilai tukar mata uang negara tersebut. Ada beberapa alasan dibalik tindakan ini. Di beberapa negara, devaluasi sengaja dilakukan untuk menjaga nilai tukar mata uang serendah mungkin, agar eksport dari negara tersebut lebih murah dan menarik bagi konsumen asing.
Bila upaya-upaya untuk mencapai tujuan ini sudah dilakukan namun hasilnya masih tidak sesuai dengan yang diharapkan, bank sentral memiliki kewenangan untuk melakukan intervensi di pasar forex, contohnya dengan membanjiri pasar dengan mata uang lokal dan menggunakannya untuk membeli mata uang asing.
Jepang adalah contoh negara yang menjalankan metode ini, dan Bank of Japan sudah dua kali masuk ke pasar forex dalam empat tahun terakhir karena alasan-alasan yang serupa. Contoh lainnya adalah Swiss. Swiss menggunakan mekanisme yang dikenal dengan sebutan minimum peg untuk mencapai tujuan ini. Di bawah kebijakan ini, Swiss National Bank (SNB, bank sentral Swiss) menetapkan minimum peg di level 1.2000 untuk nilai tukar antara Swiss Franc dengan Euro. Untuk menjaga nilai tukar di level tersebut, SNB menjual Swiss Franc dalam jumlah besar dan membeli Euro, Dollar US dan mata uang besar lainnya, yang menghasilkan pergerakan kurang lebih 1,500 pips di beberapa pasangan mata uang hanya dalam waktu 15 menit.
Di beberapa negara berkembang, bank sentral secara berkala mendevaluasi mata uang domestik mereka, dengan membeli mata uang asing menggunakan mata uang domestik dalam jumlah besar, sering kali memanfaatkan tekanan inflasi untuk mempercepat prosesnya. Pada tahun 1994, Konfederasi Prancis dan Afrika (CFA) dipaksa untuk mendevaluasi 100% nilai tukar mata uangnya terhadap Franc Prancis di bawah tekanan pemerintah Prancis.
Proses devaluasi yang dilakukan bank sentral ini biasanya tidak dipublikasi, tapi cukup mudah untuk menebak cara kerja proses ini. Dengan membanjiri pasar menggunakan mata uang domestik, suplai naik secara drastis, menyebabkan turunnya nilai mata uang tersebut. Dengan membeli mata uang asing dalam jumlah banyak, permintaan terhadap mata uang asing tersebut naik, hasil dari proses ini adalah pergerakan harga pasangan antara mata uang domestik dan mata uang asing tersebut, dengan kenaikan di bagian mata uang asing dan penurunan di mata uang domestik.
2. SUKU BUNGA
Di kebanyakan negara, bank sentral memiliki wewenang untuk menetapkan suku bunga. Suku bunga adalah indeks penting dalam ekonomi. Dalam perekonomian negara, suku bunga dijadikan acuan dalam mengkalkulasi yield obligasi, dan juga berfungsi sebagai alat pengontrol laju inflasi. Suku bunga juga berguna sebagai patokan bunga kredit bagi bank komersial. Biasanya, suku bunga adalah dasar perhitungan persentase yang harus dibayarkan bank komersial sebagai imbalan atas pinjaman yang diberikan bank sentral, persentase tersebut kemudian ditingkatkan saat nasabah meminjam dari bank komersial.
Suku bunga juga menentukan aliran dana investasi asing ke dalam suatu negara. Secara general, aliran investasi akan meningkat saat tingkat suku bunga tinggi. Investasi asing langsung atau yang lebih dikenal dengan FDI (Foreign Direct Investment) menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pengeluaran konsumen, yang kemudian berdampak pada meningkatnya Produk Domestik Bruto (PDB) atau yang disebut juga GDP suatu negara.
Banyaknya lapangan pekerjaan, meningkatnya pengeluaran konsumen dan penjualan retail, serta peningkatan GDP adalah faktor-faktor positif bagi mata uang negara. Ini mengapa setiap kali ada kenaikan tingkat suku bunga di suatu negara, selalu ada kenaikan juga dalam pembelian mata uang negara tersebut.
Jadi kontrol terhadap tingkat suku bunga merupakan bentuk lain pengaruh bank sentral terhadap pasar forex.
3. QUANTITATIVE EASING
Istilah “quantitative easing” sering diasosiasikan dengan kebijakan moneter inkonvensional yang digunakan bank sentral guna meningkatkan kepercayaan pasar dan menopang perekonomian, saat upaya konvensional yang biasa digunakan sudah tidak efektif lagi. Metode ini menjadi popular di tahun 2008/2009 saat bank sentral berusaha menyelamatkan perekonomian dunia dari kondisi lumpuh total yang merupakan hasil dari krisis moneter dunia pada tahun 2008.
Quantitative Easing bekerja dalam beberapa cara, dan digunakan oleh bank sentral sesuai dengan kebutuhan. Salah satu cara penggunaan quantitative easing adalah saat bank sentral secara aktif membeli obligasi pemerintah. European Central Bank (ECB) dipaksa mengadopsi cara ini sebagai upaya menyelamatkan Euro dari ancaman runtuhnya perekonomian di tahun 2012. Reaksi pasar terhadap kebijakan ini sangat besar.
US Federal Reserve, Bank of England, dan Bank of Japan sudah menggunakan quantitative easing pada poin tertentu. Efek dari program quantitative easing yang digunakan US Federal dan Bank of England masih bisa dirasakan sampai saat ini. Saat ini, indikator fundamental yang digunakan untuk analisa dalam pasar forex adalah apakah bank-bank tersebut akan memperluas program easing mereka atau membatalkan program tersebut. Ada banyak spekulasi mengenai penarikan program quantitative easing oleh US Federal Reserve, meski saat ini masih belum terwujud. Namun saat penarikan tersebut betul-betul terjadi, pasar bisa mengharapkan pergerakan besar dalam harga Dollar US, karena reaksi trader terhadap berita ini, terutama karena Dollar US memiliki peran sebagai mata uang cadangan dunia yang dipakai di transaksi internasional.
Bank sentral juga bertugas menyuntikkan likuiditas di pasar forex, terutama saat bank sentral hendak mengganti cadangan devisa dari satu mata uang ke mata uang lainnya, atau saat bank sentral bermaksud meningkatkan cadangan devisa yang saat ini dimiliki. Bank sentral biasanya memiliki cadangan devisa dalam beberapa jenis mata uang, dan perubahan cadangan devisa dari satu mata uang ke mata uang lainnya membutuhkan transaksi di pasar forex, yang bertindak sebagai alat perantara untuk membanjiri pasar dengan uang dan menopang likuiditas pasar.
BANK INVESTASI DAN BANK KOMERSIAL
Bank Investasi dan Bank Komersial adalah jenis bank lain yang aktif dan memiliki pengaruh besar dalam pasar forex. Contohnya adalah Goldman Sachs, yang di klasifikasi sebagai bank raksasa yang tidak bisa bangkrut. Bank seperti Goldman Sachs mempengaruhi pasar forex dalam banyak aspek.
Pengaruh Bank Investasi terhadap pasar forex adalah sebagai berikut:
1. INTERBANK TRADING
Volume terbesar transaksi di pasar forex berasal dari interbank trading. Seperti namanya, interbank trading adalah transaksi forex antar bank di seluruh dunia. Tidak peduli apakah bank tersebut bank raksasa atau bank kecil yang tidak dikenal masyarakat umum. Bank investasi dan bank komersial membutuhkan forex untuk mencapai klien mereka yang juga melakukan transaksi internasional. Selain itu, mereka membutuhkan forex untuk menjalankan investasi mereka sendiri. Jadi transaksi antar bank melalui jaringan komunikasi elektrik ini menguntungkan bagi mereka.
Beberapa negara memiliki peraturan ketat mengenai transaksi di pasar forex, dimana transaksi masyarakat dibatasi oleh pemerintah. Di waktu lain, pembatasan ini mungkin berupa larangan bagi masyarakat untuk membeli mata uang asing lewat bank mereka. Bank mengambil order tersebut dari klien mereka, menerima uang (mata uang lokal) dari klien tersebut, untuk kemudian bid transaksi tersebut dari bank lain di pasar interbank. Biasanya ada harga bid dan ask, yang memungkinkan bank tersebut mendapat keuntungan dari selisih harga bid dan ask (spread).
Bank juga memperoleh pemasukan dari transaksi spekulasi di pasar forex, komoditas, dan produk derivatif lainnya. Transaksi-transaksi tersebut membutuhkan mata uang asing agar bisa dieksekusi. Dengan berspekulasi di pasar forex, bank bisa meningkatkan dasar pendapatannya secara drastis. Biasanya modal dari transaksi tersebut datang dari uang yang ditabungkan atau akun deposit milik klien bank.
Sebagian dari profit yang didapat melalui transaksi tersebut kemudian dibagikan ke akun-akun klien yang berbunga, sementara bank menyimpan sebagian besar dari profit yang didapatkan. Interbank trading mempengaruhi nilai mata uang dari waktu ke waktu, terutama jika terdapat transaksi dalam jumlah besar yang bergerak ke satu arah.
2. PENYEDIA LIKUIDITAS
Pasar forex adalah pasar paling liquid di seluruh dunia. Lebih liquid dari pasar obligasi, pasar komoditas, maupun pasar futures. Likuiditas pasar forex kemungkinan besar berasal dari peran bank dalam prosesnya.
Bank berperan sebagai penyedia likuiditas dalam sistem trading forex online. Bank seperti Goldman Sachs, Deutsche Bank, Barclays, Citibank, dan UBS, semua berperan sebagai penyedia likuiditas. Penyedia likuiditas mampu mengubah transaksi menjadi uang tunai, menyediakan layanan eksekusi order yang cepat dan penyelesaian transaksi yang cepat juga.
Di lingkungan ECN, semua transaksi yang dilakukan pelaku pasar dipenuhi oleh penyedia likuiditas, yang juga menyediakan akses langsung ke harga pasar kepada pelaku pasar. Bahkan pada lingkungan penyedia likuiditas dengan tipe jaringan dealing desk, pelaku pasar bisa mengkompensasi tingkat likuiditas yang rendah dari klien mereka dengan meningkatkan likuiditas, dengan cara membeli posisi dari penyedia likuiditas, dan memecah transaksi tersebut ke porsi yang lebih kecil agar bisa diambil alih oleh trader mereka.
Tanpa bank yang berperan sebagai penopang sirkulasi transaksi, pasar forex akan kehilangan keunggulannya dalam tingkat likuiditas dibanding dengan pasar lainnya.
Dalam artikel ini, kami sudah menjelaskan secara rinci bagaimana bank mempengaruhi pasar forex. Dengan informasi ini, pemahaman trader forex tentang cara kerja pasar meningkat, dengan begitu mengerti bahwa langkah trading yang paling baik adalah dengan mengikuti aliran transaksi yang dilakukan oleh bank sebagai pelaku pasar.
Penting juga untuk dipahami bahwa beberapa pergerakan besar yang terjadi di pasar forex (seperti saat bank sentral melakukan intervensi) bisa juga ditransaksikan. Seperti pada saat Bank of Japan melakukan intervensi, atau saat SNB melakukan intervensi, beberapa trader mengikuti aliran tersebut, dan dengan pergerakan yang begitu besar yang mencapai hingga 500 pips, trader tetap bisa memanfaatkan pergerakan tersebut meski terlambat masuk, dengan paling tidak 100 pips profit.
[…] sesuatu hal yang asing bagi kebanyakan orang. Namun, barangkali Anda masih asing dengan istilah bank sentral. Tentu sebagai trader, Anda juga dituntut memahami terkait bank sentral itu […]