Ada beberapa jenis trader jika dilihat dari entry pointnya yakni :
1. Bottom Buyer Top Seller
Strategy ini dapat dibilang scalper, cocok untuk kondisi market yang bergerak mendatar. Indikator yang digunakan adalah jenis Oscillator yang dapat mendeteksi kejenuhan pasar.
Aturan mainnya adalah :
BUY ketika harga berada di sekitar support, dan indikator menunjukan telah jenuh jual. Lebih bagus apabila muncul candle / bar jenis pembalikan seperti Hammer. SELL ketika harga berada disekitar resistance, dan indikator menunjukan jenuh jual. Lebih bagus apabila muncul candle pembalikan.
2. BREAKOUTER
Breakout umumnya terjadi setelah market yang bergerak sideway. Breakout menunjukan antusiasme yang tinggi dari pembeli maupun penjual. Sebelum breakout biasanya di dahului oleh false signal, lembah yang lebih tinggi dari sebelumnya, puncak yang lebih rendah dari sebelumnya, atau ada indikator yang menunjukan jenuh beli/jual pada market yang datar.
Aturan mainnya adalah :
BUY ketika harga berhasil menembus resistance disertai Volume yang besar dan Volatilitas yang tinggi. SELL ketika harga berhasil menembus Support disertai Volume yang besar dan Volatilitas yang tinggi .
3. TREND FOLLOWER
Trading dengan mengikuti trend sangat cocok untuk jangka panjang. Terbentuknya tren ditandai dengan adanya lembah yang semakin meninggi atau puncak yang semakin merendah. Trend normalnya memiliki kemiringan 45 derajat. Apabila trend terlihat sangat curam, ini menunjukan akan segera dibalikkan.
Aturan mainnya adalah :
BUY sesaat setelah terbentuk lembah yang semakin tinggi dari lembah sebelumnya. Akan lebih baik apabila indikator jenis trending menunjukan bahwa trend naik sedang terjadi. SELL sesaat setelah terbentuk puncak yang semakin rendah dari puncak sebelumnya. Juga lebih baik apabila indikator jenis trending menunjukan sedang terjadi trend turun dan atau indikator jenis oscilator menunjukan bahwa harga baru saja keluar dari zona jenuh beli.
4. CORRECTER
Strategy ini merupakan temuan seorang trader bernama Edi Marsel, strategy ini cocok digunakan ketika trend kuat atau jangka panjang terjadi. Trend yang kuat memiliki satu arah, sehinga ketika arah grafik berbalik tanpa ada tenaga, arah grafik akan dikembalikan seperti semula mengikuti trend yang sedang terjadi.
Aturan mainnya dalah :
BUY ketika trend kuat terjadi dan harga berada di sekitar support. Lebih baik apabila grafik menunjukan pelemahan dan indikator oscilator menyatakan telah jenuh jual. SELL ketika trend kuat terjadi dan harga berada di sekitar Ressistance. Lebih baik apabila grafik menunjukan pelemahan dan indikator oscilator menyatakan telah jenuh beli
Dengan mengetahui beberapa entry point ini, silahkan anda tentukan mana yang paling mudah dan cocok untuk trading anda. Jenis trader manapun bukan masalah, yang menjadi masalah apabila anda tidak mempunyai gaya trading.
Secara umum gaya trading dapat digolongkan ke dalam empat jenis, yakni: Scalper, Intraday, Swinger, dan position trading
Scalper
Scalper merupakan sebutan bagi trader yang menganut paham scalping. Scalping sendiri berasal dari bahasa inggris dengan kata dasar scalp yang berarti lompatan kutu atau juga lompatan kecil. Sesuai dengan artinya, penganut paham ini lebih senang melakukan “lompatan-lompatan” kecil atau dapat diartikan mengambil keuntungan yang cenderung kecil namun dalam jumlah transaksi besar (lot) atau banyak (posisi). Keuntungan yang ditargetkan scalper umumnya berkisar 10 – 15 pips per transaksi.
Scalper lebih senang menggunakan Timeframe (TF) kecil untuk eksekusinya. Mereka biasa menggunakan TF mulai dari yang terkecil M1, M5, sampai dengan H1. Penggunaan TF kecil (M1 dan M5) ini sangat tidak disarankan bagi pemula karena fluktuasi dan volatilitas harga yang terjadi di TF ini sangatlah tinggi dan cepat sehingga dapat menyulitkan dalam menganalisis harga. Scalper juga dituntut memiliki kesabaran dan mental yang bagus karena dalam prakteknya nanti mereka akan jarang sekali menggunakan Stop Loss (SL) sehingga mewajibkan mereka “memakan” waktu lebih lama di depan layar agar dapat memantau pergerakan harga. Pemantauan ini bertujuan agar scalper dapat menentukan langkah lanjutan—cutting loss (CL)—apabila ternyata harga bergerak berlawanan dan cutting profit (CP) apabila harga telah mencapai target yang diinginkan.
Intraday / Day Trader
Gaya trading ini merupakan istilah bagi mereka yang membuka dan menutup posisinya pada hari yang sama atau biasa disebut juga trader harian. Meski dikatakan membuka dan menutup posisi pada hari yang sama, day trader sebenarnya sering menahan pergerakan hingga berhari-hari lamanya sampai target dan ekspektasinya tercapai. Lazimnya, day trader memiliki target profit 50 – 100 pips per transaksi sehingga memaksa mereka untuk menunggu berjam-jam bahkan berhari-hari agar target yang telah ditentukan tercapai. Akan tetapi, tidak sedikit pula day trader yang memasang target melebihi angka 100 pips dalam setiap kali transaksinya.
Timeframe yang umum digunakan day trader adalah M15 (per 15 menit) sampai dengan D1 (per 24 jam atau daily/harian). Mereka terbiasa menganalisis pergerakan agregat di timeframe besar seperti H4 (per 4 jam) atau D1 lalu melakukan eksekusi pada timeframe yang lebih kecil, yaitu H1, M30 atau M15.
Day trader tidak memerlukan waktu lama untuk berada di depan layar karena dalam prakteknya mereka akan jarang sekali memantau transaksi mereka. Dibanding melakukan cut loss mereka lebih senang mengantisipasi kerugian dengan memasang stop loss (SL). SL yang ditentukan pun tidak sembarangan. Day trader yang baik haruslah menyesuaikan level SL atau alokasi kerugian mereka dengan money management (MM) yang dianutnya.
Swinger / Long-Term Trader
Sesuai dengan artinya, gaya trading ini biasa membuka posisi untuk target jangka panjang. Mereka dapat menahan transaksinya terus berjalan hingga berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan lamanya. Sejalan dengan targetannya, swinger harus pula dibarengi dengan margin yang terbilang cukup besar — lebih besar daripada yang dimiliki day trader dan scalper agar dapat menahan pergerakan harga apabila sewaktu-waktu terjadi kerugian. Target yang ditentukan swinger dapat mencapai kisaran 300 pips keatas setiap kali transaksinya.
Cara kerja yang dimiliki swinger tidak jauh beda dengan day trader; menganalisis pergerakan agregat dengan menggunakan TF besar dan mengeksekusinya pada TF yang lebih kecil. Hanya saja, swinger terbiasa menganalisis pada TF dengan skala lebih besar seperti W1 (weekly/mingguan) dan M1 (monthly/bulanan). Umumnya, mereka menganalisis pada TF M1 dan mengeksekusi pada TF W1 atau H4. Mereka pun lebih senang menggunakan stop loss dibanding melakukan cutting loss. Poin utama yang harus dimiliki oleh seorang swinger adalah mahir dalam analisis fundamental. Mengapa? Karena pergerakan harga jangka panjang sangat dipengaruhi oleh faktor fundamental.
Position Trading
Position trading merupakan yang terlama dari semua gaya trading diatas. Seorang position trader dapat menahan posisinya sampai beberapa tahun. Gaya trading ini memerlukan pemahaman ekonomi makro yang kuat. Seorang figur sukses dengan gaya trading seperti ini adalah Warren Buffet. Apabila anda tidak kuat menahan degup jantung melihat fluktuasi pips account trading anda, maka gaya trading ini tidaklah untuk anda.
Incoming search terms:
- trading entry point
- perbedaan scalper dengan intraday
- pengertian entry point ekonomi
- macam lompatan candle
- jenis jenis entry trading
- Entry buy pada trading forex
- entri point ekonomi
- candlestick yang cocok sebagai entry point
- apa yg dimaksud swinger
- apa yg di maksud entri d meta traider
Anda dapat juga diskusi dan sharing di Forum Trader Forex Indonesia