Ingat Kasus MeMiles? Ini 7 Cara Menghindari Investasi Bodong

Ingat Kasus MeMiles? Ini 7 Cara Menghindari Investasi Bodong

4.76/5 (29) Kasus investasi bodong seperti Koperasi Pandawa, MeMiles, dan sebagainya semakin menambah pekerjaan rumah. Imbal hasilnya menggiurkan, namun tidak jelas risiko yang akan didapatkan investor.

Satgas Waspada Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selalu mengingatkan masyarakat agar selalu berhati-hati. Tujuannya, agar masyarakat tidak mudah teriming-iming investasi dengan keuntungan tinggi dalam waktu cepat.

Cara menghindari kasusu memiles

Pada dasarnya, tidak ada investasi yang instan cuan. Kalau begitu, bagaimana cara menghindari investasi bodong? Berikut 7 cara menghindari investasi bodong.

1. Cek legalitasnya di OJK
Mengecek profil perusahaan investasi di OJK adalah langkah wajib dilakukan. Tujuannya, melakukan verifikasi, apakah perusahaan itu valid dan memiliki wewenang dalam menjalankan programnya.

Meski profil perusahaan investasi itu mencantumkan logo OJK beserta nomor izinnya, sebaiknya Anda cek kembali untuk memastikan. Tidak jarang ada yang asal comot saja logo OJK dari situs pencari.

2. Cari tahu profil perusahaannya di BEI
Jika ingin tahu lebih detail, lakukan cek profil perusahaan lewat situs Bursa Efek Indonesia (BEI). Gunanya untuk memastikan apakah perusahaan itu terdaftar sebagai anggota BEI atau tidak.

Jika terdaftar di BEI, cek pula apakah perusahaan itu meluncurkan sahamnya. Melalui daftar atau listing saham seperti Indeks Kompas100, Indeks LQ-45, Jakarta Islamic Indeks, atau IHSG.

3. Pastikan pengelola atau manajer investasi terpercaya
Untuk mengetahui pengelola atau manajer investasi terpercaya, kenalilah lewat Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD). Jika produknya reksa dana. APERD menjadi wadah untuk manajer investasi dan pengelola untuk menjembatani investor dalam transaksi reksa dana.

Sedangkan untuk saham, Anda bisa mengecek sekuritas yang terdaftar sebagai anggota BEI lewat situs Yuk Nabung Saham. Sekuritas mewadahi broker saham dan menjembatani investor untuk bertransaksi.

Baca Juga:  Metatrader Dihapuskan Dari Apple Store, Mengapa?

Sementara untuk foreign exchange (forex) atau valuta asaing (valas) dan produk berjangka lainnya, cek validitas dan kredibilitasnya lewat situs Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).

Bappebti mewadahi pedagang berjangka, broker berjangka, wakil broker berjangka, dan bank umum penyimpan margin dana kompensasi dan jaminan. Selain itu, badan ini juga melindungi nasabah.

4. Waspadai bunga yang melebihi deposito bank
Menurut Pusat Informasi Pasar Uang (PIPU) Bank Indonesia pada 19 November 2019, bunga deposito tertinggi adalah 6,8 persen.

Hal ini disebabkan LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) kembali memangkas bunga penjaminan menjadi 6,25 persen. Akibatnya, beberapa bank di Indonesia juga menurunkan bunga depositonya.

Patokan nilai bunga deposito perlu diperhatikan sebelum berinvestasi. Jika Anda menemukan produk investasi dengan bunga melebihi deposito, sebaiknya hindari untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

5. Curigai investasi tanpa risiko
Investasi jangka pendek seperti reksa dana dan deposito memiliki risiko tertentu. Misalnya risiko gagal bayar, risiko bangkrut, atau risiko cut loss.

Begitu pula dengan investasi jangka panjang seperti saham, obligasi, sukuk, atau mungkin forex. Entah itu risiko suspend, risiko fraud, risiko cut loss, dan risiko di luar kendali investor seperti gejolak ekonomi dan stabilitas politik.

Jika ada produk investasi yang menawarkan tanpa atau minim risiko, sebaiknya jauhi. Karena berinvestasi membutuhkan jangka waktu agar menghasilkan keuntungan.

6. Pastikan produk investasi berizin
Produk dan perusahaan investasi yang telah berizin, biasanya terdaftar di OJK, BEI, atau Bappebti. Anda bisa mengakses nomor izinnya lewat situs-situs tersebut.

Bahkan, dengan mencari namanya saja di mesin pencari, Anda sudah bisa menebak apakah perusahaan atau produk itu memiliki izin atau tidak.

Baca Juga:  Berbagai peluang untuk mendapatkan profit dari forex

7. Filter informasi
Kunci utama cara menghindari investasi bodong adalah memfilter informasi. Dengan memfilter, Anda punya second opinion sebagai pertimbangan investasi. Terlebih, jika investasi ini untuk jangka panjang.

Itulah 7 cara menghindari investasi bodong. Semoga bermanfaat!

Kategori: Seputar Forex

Author:

Penulis yang berfokus pada topik perdagangan forex dan keuangan. Sebagai seorang penulis yang berpengalaman yang telah menulis banyak artikel dan buku tentang perdagangan forex, analisis pasar keuangan, dan topik terkait keuangan lainnya seperti analisa fundamental dan teknikal, psikologi trading, trading plan dan money management. Dengan menguasai bidang-bidang tersebut, penulis mampu memberikan informasi yang berkualitas dan bermanfaat bagi pembaca yang ingin meningkatkan kemampuan trading mereka.

Dapatkan Update BELAJAR FOREX melalui Email:

Dasarforex Reader

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Anda dapat juga diskusi dan sharing di Forum Trader Forex Indonesia

Kesulitan mengakses DasarForex?

Silakan buka lewat DASARFOREX.CLUB

X