Aturan Manajemen Resiko Forex Yang Tidak Boleh Dilanggar

Aturan Manajemen Resiko Forex Yang Tidak Boleh Dilanggar

5/5 (1) Tujuan seorang Trader Forex adalah untuk tidak rugi dan menghasilkan untung, tidak benar. Ini adalah pandangan yang terkadang menjadi kesalahpahaman dalam trading. Banyak Traders yang mencari sensasi agar terlihat hebat Dalam trading, tetapi tidak memikirkan resiko yang ada pada setiap trade. Pada umunya banyak trader yang lebih ingin menunjukkan hasil bahwa mereka dapat menghasilkan profit dengan modal yang minim. Kata yang tepat untuk ini adalah “Pamer”.

Faktanya, banyak trader forex yang tidak dapat bertahan lama dalam bidang ini, bukan karena kekurangan edukasi atau tidak mahir dalam menganalisa pergerakan market, tetapi karena tidak konsisten dan tidak memikirkan trading plan mereka secara baik sehingga tidak dapat mengantisipasikan resiko yang ada di market.

Aturan Manajemen Resiko dalam Forex

Aturan Manajemen Resiko dalam Forex

Manajemen Resiko adalah prioritas utama bagi semua trader forex, kalimat pembuka di artikel ini adalah inti dari trading. Dan tanpa memikirkan resiko yang ada di market, trader tidak akan mendapatkan konsistensi di bidang ini. Baik pemula yang baru mulai bereksperimen dengan market maupun trader yang sudah berpengalaman, ada baiknya apabila selalu mengingat basic dari risk management atau managemen resiko. Tentunya manajemen resiko adalah satu bidang pelajaran yang complex dan bersangkutan langsung dengan psikologi seorang trader. Dari hal yang mudah dimana kita menentukan exit level yaitu stop loss dan take profit, sampai ke pattern analysis, Manajemen resiko adalah faktor ketiga yang kadanga dilupakan trader dalam trading sehari hari.

Artikel ini akan mencakup 3 pembahasan yang harus diingat oleh semua trader, yaitu:

Exit Levels

Pengukuran resiko di market tidak akan bisa dilakukan apabila tidak ada pembatas atau acuan untuk mengukur potensi kerugian atau potensi keuntungan. Stop Loss dan Take Profit adalah proyeksi dimana seorang trader berencana untuk menutup posisinya. Perbedaan dari titik masuk (Entry Point) dan titik keluar (Exit Point) akan membentuk suatu proyeksi resiko yang ada pada suatu trade. Stop Loss adalah titik harga yang sudah diatur sebelumnya untuk melindungi posisi agar tidak terseret oleh kerugian lebih lanjut, sedangkan Take Profit adalah titik harga yang sudah diatur untuk memastikan posisi tertutup dengan untung tanpa harus di monitor secara manual.

Baca Juga:  Bagaimana Melindungi Diri dari Margin Call?

Dalam contoh dibawah ini adalah trade di USD/JPY, dimana trader mengantisipasikan adanya potensi breakout diatas 119.00. Stop Loss yang di letakkan di 118.36 merupakan pandangan trader apabila analisa untuk BUY di USD/JPY memiliki resiko sebesar 76 pip dari harga entry di 119.12, dengan potensial profit di 120.63 atau 152 pip yang membuat potensial keuntungan sebesar dua kali dari potensial rugi. Ini kita sebut sebagai Risk to Reward Ratio.
Penempatan stop loss adalah pandangan trader bahwa apabila harga turun dibawah 118.36 maka ada potensi perubahan trend dan posisi BUY adalah salah, maka dari itu trader harus keluar di titik penempatan stop loss untuk menghindari kerugian yang lebih besar.

Penempatan Take Profit adalah titik dimana trader merasa bahwa itu adalah tempat dimana posisi harus di tutup dengan untung. Untuk menghindari posisi yang tidak tertutup apabila harga menyentuh target maka trader memasang Take Profit level dan dalam contoh diatas trade BUY akan di tutup secara otomatis pada saat harga menyentuh 120.64.

Dengan menggunakan Stop Loss dan Take Profit trader dapat menghindari:

  • Kerugian yang lebih besar dari yang diinginkan
  • Keuntungan yang secara otomatis bisa di ambil tanpa harus dilakukan secara manual
  • Intinya Stop Loss dan Take Profit memberikan ketenangan pikiran dalam trading bahwa trading plan atau rencana trader terhadap suatu target dan resiko yang sudah di pikirkan akan di eksekusi secara otomatis tanpa harus di monitor secara manual.

Position Sizing

Faktor dasar kedua dalam Manajemen resiko adalah pengaturan posisi trading. Banyak trader pemula yang tidak mengerti resiko dalam trading akan membuka posisi dengan ukurang yang terlalu besar dibandingkan ekuitas atau modal yang tersedia. Sebagai ilustrasi, apabila Equity sebesar $100.00 melakukan satu mini lot yang berarti pergerakan setiap pip adalah $1, maka dengan ekuitas yang ada posisi tersebut hanya bisa bertahan terhadap pergerakan 100 pip sebelum semua ekuitas yang ada habis.
Tentu saja dalam margin trading ini harus lagi di potong dengan margin requirement, atau margin yang diperlukan untuk membuka suatu posisi dengan menggunakan leverage. Lebih masuk akal apabila membuka micro lot dengan ekuitas $100 dimana satu posisi micro lot adalah $0.10, dengan ini trader masih bisa memberi ruang gerak yang lebih besar kepada market.

Margin call akan terjadi apabila ekuitas dikurangi margin requirement mencapai $0. Dimana semua posisi akan tertutup untuk menghindari kerugian yang lebih besar dari modal.
Tujuan semua trader adalah untuk menghindari margin call dan margin call bisa di hindari apabila semua trade yang dilakukan memiliki Risk Management atau Manajemen Resiko. Menggunakan Leverage yang tinggi bisa mengurangi potensi Margin Call dikarenakan Margin Requirement akan lebih kecil dan dapat membantu memberi ruang gerak di market.
Tetapi Leverage yang terlalu tinggi juga tidak bagus dari segi Risk Management karena akan memberikan Trader sebuah ilusi bahwa modal kecil dapat menghasilkan profit yang besar dan cepat. Ilusi ini akan berdampak negatif terhadap mentalitas trader kedepannya dan membuat banyak orang gagal dalam trading karena ilusi ini akan membuat harapan yang tidak realistis dalam trader terhadap trading.

Margin Call adalah suatu konsep yang bukan harus ditakuti tetapi harus dimengerti, dan pada dasarnya apabila seorang trader mengerti konsep resiko yang ada di setiap trading position maka dari position sizing yang sesuai dan juga exit levels yang masuk akal, menghindari agar akun tidak kena Margin Call adalah prioritas utama bagi setiap trader. Sekali lagi tujuan trader adalah mencari untung dan menghindari kerugian, bukan trader itu benar atau salah dalam perihal mengambil posisi.

Risk Management atau Manajemen Resiko adalah bagian penting dari trading yang sering diabaikan oleh banyak trader. Untuk menjadi trader yang konsisten Jangan pernah mengabaikan dasar dari manajemen resiko!

Baca Juga:  Bagaimana Menggabungkan Analisis Fundamental dan Teknikal Forex?

Kategori: Psikologi Trading, Strategi Forex

Author:

Penulis yang berfokus pada topik perdagangan forex dan keuangan. Sebagai seorang penulis yang berpengalaman yang telah menulis banyak artikel dan buku tentang perdagangan forex, analisis pasar keuangan, dan topik terkait keuangan lainnya seperti analisa fundamental dan teknikal, psikologi trading, trading plan dan money management. Dengan menguasai bidang-bidang tersebut, penulis mampu memberikan informasi yang berkualitas dan bermanfaat bagi pembaca yang ingin meningkatkan kemampuan trading mereka.

Dapatkan Update BELAJAR FOREX melalui Email:

Dasarforex Reader

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Anda dapat juga diskusi dan sharing di Forum Trader Forex Indonesia

Kesulitan mengakses DasarForex?

Silakan buka lewat DASARFOREX.CLUB

X