Penggunaan Stop Loss dalam trading kerap menjadi kendala bagi para trader disebabkan kurangnya pemahaman dalam penetapan Stop Loss. Pasar keuangan adalah pasar yang dinamis dan setiap aset memiliki karakteristik yang berbeda. Tentunya terdapat berbagai cara untuk menggunakan Stop Loss dan setiap strategi trading atau rencana trading akan memiliki aturan yang berbeda terkait pengunaan Stop Loss.
Dalam artikel kali ini kita akan membahas 3 cara sederhana untuk menggunakan Stop Loss.
Fixed amount / Jumlah Tetap
Ini merupakan cara penggunaan Stop Loss yang paling mudah untuk dipahami dan digunakan oleh trader pemula. Trader hanya perlu mengatur jumlah yang akan mereka pertaruhkan. Misalnya trader hanya ingin menerima kerugian sebesar 10 pip dalam pasar, dalam hal ini Stop Loss bisa ditetapkan pada saat membuka posisi. Apabila pasar bergerak 10 pip dan merugi dari titik masuk, posisi akan ditutup. Sederhana tanpa masalah.
Ini adalah masalah yang pastinya akan ditemui oleh setiap trader pada saat memulai trading. Penentuan fixed amount (jumlah tetap) bisa digunakan oleh semua trader apabila mereka memahami Average Range atau kisaran rata-rata suatu pasar. Karena metode pengunaan Stop Loss seperti ini adalah cara paling mudah untuk memahami sistem Stop Loss dalam trading, banyak trader pemula yang beranggapan bahwa ini adalah metode pengunaan Stop Loss yang paling mudah.
Tentu saja ini tidak benar karena bagi seorang trader, memahami kisaran rata-rata suatu aset bukanlah perkara yang mudah.
Untuk menggunakan metode ini, trader harus memahami beberapa hal:
- Kisaran Rata-Rata (Average Range)
- Kerangka waktu dalam trading
- Hitungan poin dalam suatu aset
- Ekspektasi yang realistis
Contoh pertama adalah Stop Loss dengan jarak 10 pip, sedangkan kisaran rata-rata untuk EUR/USD dalam contoh ini adalah 60 pips.
Stop Loss tentunya dalam konteks ini akan terpicu disebabkan trader yang tidak memberikan ruang gerak bagi pasar dan juga ekspektasi yang tidak realistis, belum lagi ditambah kurangnya pemahaman atas kisaran rata-rata.
Apabila contoh ini kita ambil dengan Stop Loss yang sesuai dengan kisaran rata-rata, hasilnya tentu saja akan berbeda seperti di bawah ini.
Dalam contoh kedua, trader memberikan ruang bagi pasar untuk bernapas, berikut ekspektasi yang juga realistis. Contoh kedua pada akhirnya berhasil mencapai target. Ini adalah contoh yang menjawab alasan mengapa banyak trader forex yang melakukan penetapan Stop Loss yang salah pada saat memulai trading akan beranggapan bahwa pengunaan Stop Loss justru membahayakan trading. Kunci dalam pengunaan Stop Loss adalah memberi pasar ruang untuk bergerak karena aset apa pun dalam trading jangka pendek memiliki volatilitas.
Swing High and Low / Titik Putar
Cara termudah untuk mengukur Stop Loss adalah menggunakan Swings atau Titik Putar di pasar. Cara ini akan memberikan keseimbangan risiko dan juga bisa menjadikan level target sebagai bonus. Titik putar akan berbeda dari satu time frame ke time frame lainnya, tetapi pada dasarnya ini adalah titik putar yang paling tinggi atau rendah dan akan terlihat berbeda secara signifikan. Contoh berikut adalah kondisi yang sama dengan penempatan Stop Loss pada titik putar rendah, dan titik putar tinggi digunakan sebagai level target.
Kelebihan dari metode ini adalah trader dapat melihat berapa banyak risiko yang akan diambil dalam suatu trade dibandingkan dengan potensi keuntungan yang ada. Ini juga disebut sebagai Rasio Risiko menuju Imbalan.
Menggunakan Trailing Stop Loss untuk meminimalkan Risiko di Market
Stop Loss juga bisa digunakan dalam winning trades (trade yang sudah menghasilkan keuntungan). Tujuan utama adanya Stop Loss adalah untuk mengatur risiko di pasar. Banyak trader yang beranggapan bahwa suatu trade selesai apabila sudah mencapai target, kemudian merasa tidak puas apabila pasar tetap bergerak ke arah yang sebelumnya diprediksikan.
Dalam suatu market yang bergerak dalam suatu tren, trader forex memiliki dua tujuan, yaitu masuk ke dalam tren secepat mungkin dan berada di dalam tren tersebut selama mungkin untuk memaksimalkan keuntungan. Ini adalah instruksi yang mudah ditangkap, tetapi sulit dilaksanakan karena awal dan akhir suatu tren adalah hal yang sangat sulit untuk diprediksi.
Maka dari itu terdapat pengunaan trailing Stop Loss yang bisa berbasiskan jumlah tetap ataupun titik putar seperti metode 1 dan 2 yang sudah dibahas di atas. Trailing Stop Loss menggunakan jumlah tetap adalah mengatur Stop Loss untuk mengikuti arah tren setelah jumlah yang ditetapkan tercapai, misalnya Trailing Stop 20 akan memajukan Stop Loss 20 pip apabila market sudah bergerak melebihi 20 pip. Sekali lagi, kelemahan dari metode ini adalah ini bersifat statis, sedangkan pasar bersifat dinamis. Tergantung strategi trading yang digunakan, ini lebih cocok untuk mengamati tren yang berada di kerangka waktu yang kecil atau tren yang bersifat jangka pendek.
Trailing Stop Loss yang mengikuti swing atau titik putar bersifat dinamis dan lebih fleksibel dalam memberi ruang napas bagi market. Ini merupakan representasi tren yang lebih memadai dibandingkan Trailing Stop yang menggunakan jumlah tetap.
Dalam contoh ini, trade yang kita gunakan dalam artikel ini memiliki 3 pengaturan Stop Loss yang mengikuti Swing Lows atau titik putar bawah yang terbentuk seiring waktu berlalu. Perubahan dari Stop Loss original ke Stop Loss#2 sudah mengurangi risiko sebanyak setengah, dan pergerakan dari Stop Loss #2 ke Stop Loss #3 merupakan profit locking atau mengunci keuntungan yang sudah berjalan. Apabila terjadi perputaran di pasar, posisi akan tertutup dengan menguntungkan. Pada kondisi seperti ini, sebenarnya trade yang berlangsung sudah menjadi bebas risiko karena Stop Loss yang ada bukan lagi untuk menahan rugi, tetapi akan tetap menghasilkan keuntungan seperti kelanjutan pada gambar di bawah ini.
Tentunya masih banyak lagi cara untuk menggunakan Stop Loss, tetapi ketiga metode ini adalah hal yang wajib diketahui oleh semua trader terutama untuk trader pemula maupun trader yang merasa bahwa Stop Loss hanya akan menghasilkan kerugian karena penentuan Stop Loss yang salah.
Semoga artikel ini bisa membantu para trader untuk memikirkan bahwa pasar adalah sesuatu yang dinamis dan susah dikerangkakan dalam konteks statis dan tentunya dalam manajemen risiko. Penggunan Stop Loss harus dipikirkan bersamaan dengan target level untuk mengukur risiko pada suatu trade apakah ini realistis dan wajar.
Incoming search terms:
- Stop loss
Kategori: Seputar Forex, Tutorial Forex
One thought on “3 Cara Memaksimalkan Potensi Penggunaan Stop Loss”
Leave a Reply
Anda dapat juga diskusi dan sharing di Forum Trader Forex Indonesia
[…] Baca Juga: 3 Cara Memaksimalkan Potensi Penggunaan Stop Loss […]